Jumat, 05 Oktober 2012

Tips Menghadapi Cobaan Hidup

“Amat jarang tantangan itu muncul sendirian. Ia muncul seperti satu batalyon pasukan yang menyerbu dari seluruh sudut kehidupan orang yang sedang jatuh”
Dalam hidup, kita tentunya tidak lepas dari berbagai masalah dalam kehidupan kita. Mulai dari masalah yang sepele, sampai masalah yang berat. Lalu, dapatkah kita terhindar dari berbagai cobaan hidup? Jelas tidak!. Ketika kita bertindak dengan baik dan benar saja, masalah selalu saja ada. Apalagi jika kita sering melakukan kesalahan dan hal-hal yang tidak benar. Masalah, ujian, cobaan atau apapun namanya, adalah sebuah keniscayaan dalam kehidupan. Selama kita hidup maka masalah itu akan terus ada.
Lalu apa yang harus kita lakukan? Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan ketika menghadapi cobaan hidup:
1. Kontrol emosi Anda. ketika menghadapi masalah, jangan terlalu mengikuti perasaan Anda, baik itu perasaan marah, jengkel, sedih dll. Ingat, meluapkan emosi secara tidak terkontrol, justru akan menambah masalah. Meluapkan emosi memang sangat manusiawi, namun jangan terlarut dalam mengikuti perasaan. Sadarilah bahwa masalah besar sedang menanti untuk diselesaikan. Jangan membuang waktu dengan menuruti perasaan.
2. Jangan menyalahkan orang lain. Ketika ada masalah, kita cenderung tidak mau disalahkan, dan sibuk mencari kesalahan orang lain. Seolah-olah penyebab masalah tersebut adalah orang lain. Malahan, ada orang yang menyalahkan keadaan, takdir dan menyalahkan Tuhan. Karena merasa tidak kuat akhirnya bunuh diri. Hal tersebut terjadi karena memandang masalah dengan pikiran sempit, seolah-olah tidak akan ada penyelesaiannya, dan itu merupakan akhir dari segalanya. Namun jika kita berpikir dengan bijak, maka sebenarnya masih banyak jalan keluar dari masalah tersebut. Sadarilah masalah yang menimpa kita adalah tanggung jawab kita, jadi tidak ada gunanya menyalahkan orang lain.
3. Fikirkan manfaat dari masalah yang sedang Anda hadapi. Ketika ada masalah, biasanya kita akan cenderung rajin beribadah. Karena kita mengharap agar Tuhan segera memberikan pertolonganNya. Atau misalnya ketika dililit banyak hutang, tentunya akan membuat kita giat bekerja dan berhemat.
4. Temukan solusi, jangan lari. Ketika masalah sudah menumpuk, kita cenderung ingin lari dari masalah tersebut. Karena menganggap bahwa sudah tidak ada lagi jalan keluar. Namun sebenarnya, lari dari masalah hanya akan menambah masalah. Sekali kita lari dari masalah, maka akan ada seribu masalah yang menghadang kita. Lebih baik segera memikirkan solusinya.
5. Cari dukungan dari orang sekitar Anda. Ketika ada masalah berat, kondisi psikis kita cenderung lemah, karena berbagai perasaan campur aduk jadi satu. Oleh karena itu carilah dukungan dan motivasi dari orang terdekat Anda, baik itu keluarga, teman ataupun sahabat. Ketika kita banyak mendapat dukungan, maka kita akan lebih tegar menghadapi masalah.
6. Curhat dengan orang terpercaya. Ketika malasah dipendam sendiri, justru akan menjadi beban yang selalu menghantui kita. Maka sebaiknya carilah orang yang Anda percaya untuk curhat. Teman curhat bisa memberi nasihat, motivasi atau bahkan bantuan kepada kita. Dengan mengungkapkan segala permasalahan kepada orang lain, bisa sedikit mengurangi beban kita.
7. Rubah diri Anda. Phyllis Bottom berkata, ”Ada dua cara yang bisa dilakukan saat berhadapan dengan kesulitan. Ubah kesulitan itu atau ubah diri Anda agar bisa mengatasi kesulitan itu”. Sebuah kesulitan hidup, dapat menjadi alat yang ampuh untuk introspeksi diri. Misalnya bisnis Anda sedang bangkrut, maka Anda pasti akan berfikir, apakah kinerja saya kurang maksimal? Apakah saya kurang jujur? dll. Pertanyaan-pertanyaan semacam itu akan membuat Anda introspeksi diri dan berusaha memperbaiki kekurangan dan kelemahan diri.

Pikirkan Orang Lain Sebelum Memikirkan Diri Sendiri

Suatu hari seorang anak berumur 10 tahun masuk ke sebuah toko es krim. Ia duduk di meja, lalu bertanya kepada pelayan toko, ”Berapa harga es krim dengan cone?” jawab si pelayan, ”75 sen”. Si anak lalu menghitung koin yang ada di dalam tangannya, lalu bertanya lagi, ”Berapa harga es krim cup kecil?” Si pelayan jadi kesal dan menjawab ketus, ”65” sen. Si anak berkata, ”saya beli es krim cup kecil saja”. Sesudah mendapatkan es krim, ia membayar lalu pergi. Ketika si pelayan mengambil piring di atas meja, si pelayan jadi terharu,. Di bawah piring itu ia menemukan sebuah koin 10 sen sebagai tip. Si anak kecil itu ternyata sudah memikirkan pelayan tersebut sebelum membeli es krim. Ia menunjukkan kepekaan dan pehatian. Ia memikirkan orang lain sebelum memikirkan dirinya sendiri.
Jika kita semua berfikir seperti anak kecil ini, kita pasti mempunyai tempat yang baik untuk tinggal. Tunjukkan perhatian, kebaikan dan tata krama. Perhatian kepada orang lain mencerminkan pribadi yang penuh kasih sayang.

Tips Mengatasi Rasa Malu

Jika seseorang melakukan sebuah kesalahan, kegagalan, atau melakukan hal yang konyol dan memalukan, pasti ia akan merasa malu. Terkadang perasaan malu itu selalu menghantui, sehingga dapat menyebabkan hidup tidak nyaman, dan membunuh kreatifitas. Menurut seorang ahli psikologi, Bernardo J. Carducci, Ph.D, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi rasa malu:
  1. Pandang keluar. Saat melakukan kesalahan, kita pasti merasa seluruh dunia sedang memandangi kita. Padahal ini adalah persepsi yang salah. Kebanyakan orang menghabiskan waktu mereka untuk memikirkan diri mereka sendiri, bukan memikirkan Anda. Dengan menyadari hal ini maka akan membuat Anda dapat mengatasi rasa malu yang hinggap pada diri Anda.
  2. Jangan menyalahkan diri sendiri. Saat kita merasa sadar dengan diri sendiri, kita cenderung menganggap setiap kesalahan ataupun kegagalan disebabkan karena kelemahan kita, ketimbang memikirkan faktor eksternal yang kemungkinan menjadi pemicunya. Jangan terlalu membebankan tanggungjawab pada diri sendiri. Akuilah bahwa Anda memang salah, tapi bukan karena Anda bodoh, tapi karena orang lain mengajukan pertanyaan bodoh kepada Anda.
  3. Fokus pada masa depan. Daripada terus menerus merenungkan kejadian yang membuat diri Anda merasa malu, lebih baik fikirkan apa yang akan Anda lakukan jika kejadian tersebut terjadi lagi. Hal ini akan dapat membuat Anda lebih percaya diri dan akan membuat Anda dapat terhindar dari kesalahan yang sama di masa depan.
  4. Manfaatkan rasa malu. Rasa malu tidak selamanya buruk, terkadang juga ada manfaatnya. Rasa malu menunjukkan kepada orang lain bahwa kita sadar bahwa kita telah melakukan kesalahan. Ketika Anda merasa malu, pasti wajah Anda akan memerah, walaupun Anda tidak menjelaskan dengan kata-kata, sebenarnya sama dengan berkata, ”maafkan saya”

Arti Sebuah Kejujuran

” Sekali orang berbohong, maka akan melahirkan seribu kebohongan untuk menutupi kebohongannya yang pertama”
Kejujuran merupakan hal yang sangat mahal. Terutama di zaman sekarang ini, zaman yang penuh dengan kepalsuan dan tipu daya. Demi mencari kebutuhan perut atau bahkan hanya karena menuruti ego pribadi, orang mengumbar kebohongan dimana-mana. Lihatlah para pejabat yang mengumbar janji-janji syurgawi ketika mereka berkampanye. Dan setelah menjadi pejabat, tak satupun janji yang mereka laksanakan. Kebohongan adalah akar dari segala dosa, sedangkan kejujuran adalah kunci kebaikan.
Sekali orang berbohong, maka akan melahirkan seribu kebohongan untuk menutupi kebohongannya yang pertama. Ia juga telah menyebarkan kebohongan, dan menyebabkan orang lain berbohong. Sekilas kebohongan memang dapat mendatangkan keuntungan, namun akan menciptakan malapetaka yang lebih besar. Sebaliknya kejujuran terkadang memang sangat sulit dilaksanakan, walaupun hikmah dari kejujuran akan mendatangkan kebahagiaan dan kebaikan.
Misalnya seorang pedagang menipu pelanggannya. Selama pelanggan itu belum menyadari kebohongan penjual itu, mungkin ia akan terus membeli kepada pedagang tersebut. Oleh karena itu si pedagang akan terus melancarkan kebohongannya untuk menutupi kebohongannya yang terdahulu. Namun seperti kata pepatah, ”Sepandai-pandi tupai meloncat, pasti akan jatuh juga”. Sepandai-pandai orang berbohong pasti akan ketahuan juga. Begitu pelanggan itu tahu bahwa selama ini ia dibohongi, maka ia takkan mau lagi membeli ke pedagang tersebut. Berita tentang kebohongan pedagang tersebut akan meluas di masyarakat, dan tak satupun orang yang mau membeli kepadanya.
Demikian besar arti kejujuran. Tiada kebaikan tanpa kejujuran. Hidup tanpa kejujuran hanya akan mendatangkan kesengsaraan. Dimana pun, kapanpun, dalam kondisi apapun, kejujuran harus dipegang teguh. Sebagai Suami harus jujur kepada istrinya, begitupun sebaliknya. Sebagai anak harus jujur kepada orang tuanya, sebagai pedagang jujur kepada pelanggannya. Dan yang terpenting adalah jujur kepada diri sendiri dan kepada Tuhan. Karena pada hakikatnya, hati nurani tidak bisa dibohongi. Ia selalu mencari kebenaran dan tak kan mau menerima kebohongan. Kebohongan hanya akan menyebabkan hati resah dan gelisah.